Latar Belakang
Sejak tahun 1996-1997 berdiri Ikatan Pelajar Mahasiswa Amungme dan Kamoro yang disebut dengan (IPMAK). Setelah organisasi tersebut berdiri / disahkan di Bandung oleh senior yaitu Pak Titus Natkime, Bupati Klemen Tinal dan Kawan-Kawan.
Dalam konteks ini, yang berperang sebagai pengurus dan anggota IPMAK
adalah Amungme dan Kamoro diluar dari dua suku tersebut, hanya beberapa
orang yang bergabung mengikuti proses berjalannya organisasi ini, tetapi
mereka tetap dibawa pengontrolan Amungme dan Kamoro. Namun ternyata
dalam perkembangan organisasi tersebut berjalan sesuai dengan Visi dan
Misi mereka saat itu, lalu organisasi tersebut dikenal oleh PEMDA
Kabupaten Mimika dan beberapa yayasan yang lain, misalnya Lembaga
Pengembangan Masyarakat (LPM) dan Yayasan Tuarek, Setelah itu diganti
nama menjadi LPMAK. Disitulah masyarakat Amungme dan Kamoro menonjol
dalam pola pengembangan diri, disertai dengan intelektual yang mampu
bersosialisasi diri dengan lingkungan sosial dimana mereka berada atau
tinggal. Akhirnya pemahaman mereka semakin luas tentang konsep Timika,
ternyata Timika bukan Amungme dan Kamoro saja yang tinggal, tetapi ada
banyak suku, diantaranya lima suku besar yaitu: Damal, Dani, Mee, Moni,
dan Nduga.
Namun beberapa perubahan, dalam bidang Sosial Ekonomi, Budaya dan
Politik berkembang pesat, sehingga beberapa senior yang mempunyai ide
bahwa Timika bukan tinggal hanya Tujuh Suku saja, tetapi juga ada satu
Suku lagi yaitu Non Timika (Lahir Besar Timika). Sehingga ide tersebut
berkembang sampai sekarang, sehingga semua Mahasiswa yang belajar di
Se-Jawa Bali hampir 100% mendukung untuk membentuk salah satu organisasi
dengan tujuan merangkul Pelajar dan Mahasiswa yang berasal dari
Kabupaten Mimika yang study kaluar dari Timika. Lalu ada satu pertanyaan
bahwa, mengapa harus mengantikan IPMAK? Karena realita yang terjadi
dalam kinerja IPMAK adalah dalam segala bentuk kegiatan diadakan oleh
IPMAK yang menjadi aktif adalah hanya Amungme dan Kamoro, tetapi Enam
Suku tersebut tidak dapat bergabung diri dalam kegiatan yang diadakan
oleh IPMAK.
Kemungkinan besar hal ini bisa terjadi karena nama organisasi pada saat
itu, hanya mangasuh atau orientasi para Amungme dan Kamoro (AK), maka
diluar dari Dua Suku tersebut, tidak mempunyai kewenangan untuk menjadi
anggota IPMAK yang layak mendapat kesempatan. Belajar dari pengalaman
tersebut, dari pengurus IPMAK dipisahkan menjadi Dua Kubu yang saling
tolak belakang atau dengan kata lain Pro dan Kontra, dengan tujuan untuk
mendapatkan solusi yang pada nanti akan merangkul semua Pelajar dan
Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika.
Melihat permasalahan seperti itu, dari pengurus IPMAK membentuk salah
satu forum yang mampu mengundang semua Pelajar dan Mahasiswa yang Study
di Se-jawa Bali. Sejalan dengan itu dari Tim kecil berperan sebagai tuan
rumah. Dari situlah berdiri atau mulai membentuk Organisasi IPMAMI.
Organisasi IPMAMI ini di bentuk dari Jogjakarta (Kaliurang) dengan
anggaran sebesar Rp 400.000.000,-. Dalam hal ini, keputusan tepat dimana
Delapan Suku mengabdi untuk menjadi pribumi yang mempunyai kewajiban
yang sama untuk menuju ke masyarakat yang realitis, demokratis dan
modern kearah yang lebih baik, sehingga para pendiri IPMAMI mengingat
perubahan masyarakat Timika yang luar biasa di bidang Pendidikan,
kesehatan dan bidang-bidang yang lain.
Sehingga melihat banyaknya Mahasiswa, maka dari IPMAMI pusat turunkan
surat keputusan (SK). Di dalam surat diminta untuk membentuk Korwil di
kota Study masing-masing. Misalnya: Yogyakarta, Solo, Semarang, Bandung,
Malang, kecuali Surabaya. Akhirnya tahun 2008, dari Timika mereka kirim
ke kota surabaya (matrikulasi) yaitu Study di Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya. Kami memohon ke IPMAMI pusat bahwa karena banyaknya
Mahasiswa di Surabaya maka kami tidak lagi bergabung dengan Korwil
Malang. Tawaran ini disampaikan ke IPMAMI pusat, kebetulan seluruh
IPMAMI yang ada di se-jawa Bali lagi menyusun progran jangka pendek dan
jangka panjang IPMAMI ke depan. Dalam hal ini ikut kegiatan tersebut
adalah salah satu kakak senior dari kita.
Pulang dari kegiatan IPMAMI pusat, merekomendasikan bahwa Korwil
Surabaya di sahkan untuk melanjutkan kegiatan IPMAMI ke depan. Maka kita
di Surabaya membentuk Badan Pengurus Harian (BPH) dan merekrut
mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Timika sampai dengan Tahun 2010
saat ini./teb/yat].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Sesuai artikel yang anda sudah baca ....Admin Terimakasih atas anda bersedia membaca artikel IP_MAMI SULUT di Kota Studi Manado.